Menu

Rabu, 04 April 2018

Bahan Bakar Diesel Vs Penghematan Biaya Operational

PENDAHULUANS
Sebelum kita memahami bagaimana caranya bbm solar bisa di hemat penggunaanya tanpa merubah output power dari engine terlebih dahulu kita harus memahami apa itu solar.Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih (Pertamina: 2005). Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin Diesel dengan putaran tinggi (di atas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecilyang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga
Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel (Pertamina: 2005).

Mesin-mesin dengan putaran yang cepat (>1000 rpm) membutuhkan bahan bakar dengan karakteristik tertentu yang berbeda dengan minyak Diesel. Karakteristik yang diperlukan berhubungan dengan auto ignition atau (kemampuan menyala sendiri), kemudahan mengalir dalam saluran bahan bakar, kemampuan untuk teratomisasi, kemampuan lubrikasi, nilai kalor dankarakteristik lain.Bahan bakar solar mempuyai sifat
sifat utama, yaitu :
a. Tidak mempunyai warna atau hanya sedikit kekuningan dan berbau. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal. Mempunyai titik nyala yang tinggi (40°C sampai 100°C)d. Terbakar secara spontan pada suhu 350°Ce.
Mempunyai berat jenis sekitar 0.82 – 0.86f.
Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg)g.
Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin.

sekarang mari kita pelajari spesifikasi solar atau HSD (High Speed Diesel )agar kita memahami dari sisi mana solar bisa di hemat.

SPESIFIKASI SOLAR YANG BAIK
Sulphur content % wt - 0.52.
Specific Gravity at 60/60°F 0.82 0.873.
Cetane Number 45 484.
Viscosity Kinematic at cSt 1.6 5.85.
Destilation T 95% vol - 3706.
Residu Carbon %wt (on 10% vol. bottom) - 0.17.
Water content % vol - 0.058. Ash Content % wt - 0.019.
Flash point P. M. c. c. °F 150 -10. Calorific value (kcal/kg) 10500 10667

Bahan bakar mesin diesel sebagian besar terdiri dari senyawa hidrokarbon dan senyawa non hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon yang dapat ditemukan dalam bahan bakar diesel antara lain parafinik, naftenik, olefin dan aromatik. Sedangkan untuk senyawa non hidrokarbon terdiri dari senyawa yang mengandung unsur non logam, yaitu S, N, O dan unsur loga m seperti vanadium,nikel dan besi. ASTM mengklasifikasikan bahan bakar diesel menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Tingkat 1-D
Merupakan bahan bakar yang volatile untuk mesin dengan perubahan kecepatan dan loading yang berfrekuensi, misalnya untuk kendaraan bermotor.1.
Tingkat 2-D
Merupakan bahan bakar dengan volatilitas lebih rendah untuk mesin industri, mesin kapal laut danlokomotif.
Tingkat 4-D
Bahan bakar dengan volatilitas lebih rendah untuk mesin berkecepatan rendah dan sedang.Pada Tabel di bawah diberikan karakteristik bahan bakar untuk masing-masing tingkatanyang ditetapkan oleh ASTM. Untuk tingkat 1-D dan 2-D dicantumkan pula karakteristik bahan bakar untuk kandungan sulfur rendah. Standar bahan bakar pada Tabel 7 merupakan batas minimumyang dibutuhkan untuk menjamin kinerja yang memuaskan dari mesin diesel. Dapat dilihat pula bahwa semakin tinggi tingkatannya, temperatur distilasi akan semakin tinggi artinya volatilitas semakin rendah.Penggolongan bahan bakar mesin diesel berdasarkan jenis putaran mesinnya, dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Automotive Diesel Oil ( ADO ), yaitu bahan bakar yang digunakan untuk mesin dengankecepatan putaran mesin di atas 1000 rpm (rotation per minute). Bahan bakar jenis ini yang biasadisebut sebagai bahan bakar diesel. Biasanya digunakan untuk kendaraan bermotor.2. Industrial Diesel Oil, yaitu bahan bakar yang digunakan untuk mesin-mesin yang mempunyaiputaran mesin kurang atau sama dengan 1000 rpm, biasanya digunakan untuk mesin-mesin industri.Bahan bakar jenis ini disebut minyak diesel.
SifatJenis Minyak Diesel



Sumber : ASTM D-975, 1991Mesin-mesin dengan putaran mesin yang cepat (>1000 rpm) membutuhkan bahan dengan karakteristik tertentu yang berbeda dengan minyak diesel. Karakteristik yang diperlukanberhubungan dengan
auto ignition
(kemampuan menyala sendiri), kemudaham mengalir dalamsaluran bahan bakar, kemampuan untuk teratomisasi, kemampuan lubrikasi, nilai kalor dan karakteristik lain.Sekarang mari kita pelajari spesifikasi solar satu-persatu.

1.SULPHUR CONTENT (kadar sulfur)
Sulphur atau belerang bersifat asam
 ,
secara alami ada dalam jumlah kecil dalam minyak bumidan batubara. Sulfur dioksida (SO2) telah diakui selama puluhan tahun sebagai penyebab utamadari "hujan asam" dan polusi udara yang mempengaruhi daerah perkotaan dan industri. Baru-baruini, telah diakui bahwa emisi SO2 berkontribusi terhadap pembentukan gas aerosol sekunderanorganik, partikel halus yang berbahaya bagi kesehatan manusia.Petunjuk 93/12/EEC, sebagaimana kemudian diubah, dimaksudkan untuk memerangi emisi sulfurdioksida, yang merupakan salah satu penyebab pengasaman dan pembentukan partikel di Uni Eropa(UE), dan adalah salah satu faktor penyebab kerusakan ekosistem, keanekaragaman hayati dankesehatan manusia..Pengurangan emisi sulfur dioksida berlaku untuk bahan bakar minyak berat dan minyak gas (bahanbakar cair yang berasal dari minyak bumi, termasuk, sejak Directive 1999/32/EC dan 2005/33/EC,yang digunakan oleh kapal-kapal.Di Eropa ada ketentuan bahwa : Jika kandungan sulphur melebehi batas ketentua tidak bolehdiprjual belikan atau digunakan:

Sejak 1 Juli 2000 HSD tidak boleh digunakan jika kandungan sulfur lebih dari 0,20% massa;Sejak 1 Januari 2008 HSD tidak boleh digunakan jika kandungan sulfur lebih dari 0,10% massa.Kadar sulfur dalam bahan bakar diesel dari hasil penyulingan pertama (
straight-run) sangat  bergantung pada asal minyak mentah yang akan diolah. Pada umumnya, kadar sulfur dalam bahan bakar diesel adalah 50-60% dari kandungan kandungan dalam minyak mentahnya.
Kandungan sulfur yang berlebihan dalam bahan bakar diesel dapat menyebabkan terjadinya keausan padabagian-bagian mesin
. Hal ini terjadi karena adanya partikel-partikel padat yang terbentuk ketika terjadi pembakaran dan dapat juga disebabkan karena keberadaan oksida belerang seperti SO2 dan SO 3
Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metode ASTM D1551.

2.SPECIFIC GRAVITY (BERAT JENIS)
Berat jenis menunjukkan perbandingan berat per satuan volume, karakteristik ini berkaitandengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh mesin diesel per satuan volume bahan bakar. Berat jenis bahan bakar diesel diukur dengan menggunakan metode ASTM D287 atau ASTM D1298 dan mempunyai satuan kilogram per meter kubik (kg/m3).BERAT JENIS didefinisikan sebagai rasio dari berat suatu volume tertentu dari minyak dengan berat volume air yang sama pada suhu tertentu. Indeks lain untuk mengukur karakteristik ini adalah dengan Kepadatan, volume per satuan massa pada suhu standar. Specific Gravity / Kepadatan adalah kegunaan terbatas sebagai ukuran langsung dari kualitas bahan bakar solar. Namun, ia menyediakan cara mudah untuk mengontrol keseragaman produk dalam operasi kilang dan mengubah volume untuk berat kepadatannya. Variasi dalam gravitasi tertentu mempengaruhi konsumsi bahan bakar volumetrik mesin, karena semakin tinggi berat jenis semakin tinggi kandungan panas dalam satuan volume bahan bakar. Namun hal ini tidak signifikan dalam penggunaan kecuali variasi yang sangat besar.

3.CETANE NUMBER(ANGKA SETANA)

PENGERTIANSecara umum bahwa solar adalah bahan bakar yang digunakan untuk mesin diesel.Kualitas pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar mesin diesel dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kondisi operasi mesin diesel dan properties dari bahan solar itu sendiri.Salah satu properties bahan bakar solar yang berpengaruh langsung terhadap kualitas pembakaran adalah
Cetane Number yang merupakan indikasi kesiapan suatu bahan bakar solar untuk terbakar dengan sendirinya Umumnya, mesin diesel berjalan dengan baik dengan CN 40-55
Bahan bakar dengan nomor cetane yang lebih tinggi yang memiliki penundaan penyalaan yang lebih pendek menyediakan waktu lebih untuk proses pembakaran bahan bakar akan selesai. Oleh karena itu, kecepatan tinggi mesin diesel beroperasi secara lebih efektif dengan bahan bakar cetane yang lebih tinggi nomor.Di Eropa, angka cetane solar ditetapkan sebesar minimal 38 pada tahun 1994 dan 40 pada tahun 2000. Standar saat ini untuk diesel dijual di Uni Eropa, Islandia, Norwegia dan Swiss ditetapkandalam EN 590, dengan indeks cetane minimal 46 dansejumlah minimum cetane 51
.Di Amerika Utara, kebanyakan negara mengadopsi ASTM D975 sebagai standar bahan bakar diesel mereka dan jumlah minimum cetane diatur pada 40, dengan nilai-nilai khas dalam kisaran 42-45.Diesel premium mungkin atau mungkin tidak memiliki cetane yang lebih tinggi, tergantung pada pemasok. Diesel premium sering menggunakan aditif untuk meningkatkan CN dan pelumasan,deterjen untuk membersihkan injector bahan bakar dan meminimalkan deposit karbon, dispersan air,dan aditif lainnya tergantung pada kebutuhan geografis dan musiman.Alkil nitrat (terutama 2-etil heksil nitrat [1]) dan di-tert-butil peroksida digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan jumlah cetane

Biodiesel dari sumber-sumber minyak nabati telah dicatat sebagai memiliki berbagai nomor cetanedari 46-52, dan hewan-lemak berdasarkan nomor cetane biodiesel berkisar 56-60 untuk cetane untuk seberapa baik mereka menyala di bawah kompresi. Jumlah cetane karena mengukur seberapa cepat bahan bakar mulai terbakar (auto-menyatu) dalam kondisi mesin diesel.Karena ada ratusan komponen dalam bahan bakar diesel, dengan masing-masing memiliki kualitas cetane yang berbeda, jumlah keseluruhan cetane diesel cetane adalah kualitas rata-rata semua komponen cetane indeks
Metode lain bahwa bahan bakar-pengguna kontrol kualitas adalah dengan menggunakan indeksCetane (CI), yang merupakan jumlah yang dihitung berdasarkan kepadatan dan berbagai bahanbakar distilasi. Ada berbagai versi ini, tergantung pada apakah Anda menggunakan satuan metrik atau Imperial, dan berapa banyak poin destilasi yang digunakan. Hari-hari ini sebagian besar
perusahaan minyak menggunakan metode '4-titik ', ASTM D4737, berdasarkan kerapatan, 10% 50%dan suhu pemulihan 90%. Metode '2-titik 'didefinisikan dalam ASTM D976, dan hanya menggunakan kepadatan dan suhu pemulihan 50%. Metode 2-titik cenderung over-estimasi indekscetane dan tidak direkomendasikan. Perhitungan indeks cetane tidak dapat menjelaskan untuk aditif cetane improver dan karena itu tidak mengukur jumlah total cetane bahan bakar diesel additized.Operasi mesin diesel terutama terkait dengan jumlah cetane aktual dan indeks cetane adalah hanyasebuah perkiraan jumlah (unadditized) dasar cetane

4.VISCOSITY KINEMATIC
Viskositas menggambarkan resistensi internal fluida untuk mengalir dan dapat dianggap sebagaiukuran gesekan fluida. Semua fluida nyata (kecuali superfluids) memiliki beberapa perlawanan terhadap stres dan oleh karena itu kental, tetapi cairan yang tidak memiliki ketahanan terhadap tegangan geser dikenal sebagai fluida ideal atau fluid.r inviscid.Viskositas adalah tahanan yang dimiliki fluida yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadap gaya gravitasi, biasanya dinyatakan dalam waktu yang diperlukan untuk mengalir pada jarak tertentu.Jika viskositas semakin tinggi, maka tahanan untuk mengalir akan semakin tinggi. Karakteristik ini sangat penting karena mempengaruhi kinerja injektor pada mesin diesel. Atomisasi bahan bakarsangat bergantung pada viskositas, tekanan injeksi serta ukuran lubang injektor. Viskositas yanglebih tingi akan membuat bahan bakar teratomisasi menjadi tetesan yang lebih besar dengan momentum tinggi dan memiliki kecenderungan untuk bertumbukan dengan dinding silinder yangrelatif lebih dingin. Hal ini menyebabkan pemadaman flame dan peningkatan deposit dan emisi mesin.
Bahan bakar dengan viskositas lebih rendah memproduksi spray
yang terlalu halus dan tidak dapat masuk lebih jauh ke dalam silinder pembakaran, sehingga terbentuk daerahfuel rich zone yang menyebabkan pembentukan jelaga. Viskositas juga menunjukkan sifat pelumasan atau lubrikasi dari bahan bakar. Viskositas yang relatif tinggi mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik. Pada umumnya, bahan bakar harus mempunyai viskositas yang relatif rendah agar dapat mudah mengalir dan teratomisasi Hal ini dikarenakan putaran mesin yang cepat membutuhkan injeksi bahan bakar yang cepat pula. Namun tetap ada batas minimal karena diperlukan sifat pelumasan yang cukup baik untuk mencegah terjadinya keausan akibat gerakan piston yang cepat.

5.DESTILATION
Distilasi adalah metode memisahkan campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya.Distilasi adalah unit operasi, atau proses pemisahan fisik, dan bukan reaksikimia.Distilasi memiliki sejumlah aplikasi. Hal ini digunakan untuk memisahkan minyak mentah menjadifraksi yang lebih untuk keperluan spesifik seperti pembangkit transportasi, listrik dan pemanas. Airsuling untuk menghilangkan kotoran, seperti garam dari air laut. Air suling untuk memisahkankomponen-terutama oksigen, nitrogen, dan argon-untuk keperluan industri. Penyulingan solusifermentasi telah digunakan sejak zaman dahulu untuk menghasilkan minuman suling dengan kadaralkohol yang lebih tinggi. Tempat di mana distilasi dilakukan, terutama distilasi alkohol, dikenalsebagai penyulingan. pencabutan Directive 93/12/EEC, yang telah menjadi berlebihan

6.RESIDU CARBON

Kadar residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari range bahan bakar. Adanya fraksi hidrokarbon ini menyebabkan menumpuknya residu karbon dalam ruang pembakaran yang dapat mengurangi kinerja mesin. Pada temperatur tinggi depositkarbon ini dapat membara, sehingga menaikkan temperatur silinder pembakaran.

7.WATER CONTENT(KANDUNGAN AIR)
Pada negara yang mempunyai musim dingin, kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar. Selain itu, keberadaanair dapat menyebabkan korosi dan pertumbuhan mikro organisme yang juga dapat menyumb ataliran bahan bakar. Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan juga dan kerusakan mesin.

Bahan bakar bersih sangat penting untuk kinerja yang efisien, penuh tenaga mesin. Bahan bakarbaru yang bersih halus. Waktu pengisian bahan bakar dari tangki harian dan memasuki tangki bahan bakar mesin, harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kemungkinan kontaminasiyang prematur dapat menyumbat bahan bakar dan menyebabkan lebih jauh, kerusakan yang lebih serius dalam sistem bahan bakar mesin.Sifat alami dari bahan bakar diesel membuat masalah kelembaban sangat berpengaruh terhadap peralatan diesel. Bahan bakar diesel lebih berat dari pada bensin, sehingga volatilitas (kemampuan untuk menguapkan) bahan bakar diesel jauh lebih rendah dari pada bensin ini volatilitas yang lebih rendah memungkinkan udara dan kelembaban untuk menyusup bahan bakar solar di kedua kendaraan dan tangki penyimpanan massal jauh lebih cepat daripada bensin. Air kondensasi dalam tangki penyimpanan bahan bakar diesel adalah masalah rutin yang harus diselesaikan oleh semua pengguna bahan bakar solar. Semakin lama disimpan bahan bakar, semakin besar masalah menjadi.Menjadi kurang halus daripada bensin, bahan bakar diesel akan mengadakan jumlah yang jauh lebihbesar dari air di suspensi. Air ini ditangguhkan dapat menyebabkan masalah berat dengan pemisah air dipasang pada kendaraan serta menyebabkan injector tips untuk meledak mengakibatkan biaya perbaikan yang luas
CIMTEK  telah mengembangkan perangkat penyaringan yang akan membuat solar lebih baik mengurangi kadar yang mengkontaminasi  solar baik tingkat ppm atau tingkat persen air
Bahan bakar bersih sangat penting untuk kinerja yang efisien, penuh tenaga mesin. Ingat, bahan bakar mesin, harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kemungkinan kontaminasi yang prematur, kerusakan yang lebih serius dalam sistem bahan bakar mesin.dapat diminimalisir jika menggunakan solar yang bersih

 8.ASH CONTENT
Ash adalah ukuran dari jumlah logam yang terkandung dalam bahan bakar. Konsentrasi yangtinggi dari bahan-bahan ini dapat menyebabkan penyumbatan di ujung injektor, pembakaran depositdan memakai sistem injeksi. Bahan logam dapat larut menyebabkan deposit sementara padatanabrasif yang akan menyebabkan bahan bakar peralatan injeksi aus dan filter tersumbat

9.FLASH POINT (TITIK NYALA)
Titik nyala adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar dapat menyala. Hal ini berkaitandengan keamanan dalam penyimpanan dan penanganan bahan bakar.Titik nyala dari bahan yang mudah menguap adalah suhu terendah di mana ia dapat menguap untuk membentuk sebuah campuran ignitable di udara. Mengukur titik nyala membutuhkan sumberpengapian. Dibawah titik nyala, uap dapat berhenti untuk membakar ketika sumber dari pengapianakan dihapusTitik nyala tidak menjadi bingung dengan suhu autoignition, yang tidak memerlukan sumberpengapian.Titik api, suhu yang lebih tinggi, didefinisikan sebagai suhu di mana uap terus membakar setelahdinyalakan. Baik titik nyala atau titik api tergantung pada suhu dari sumber pengapian, yang jauhlebih tinggi.Titik nyala sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif dari bahan bakar cair, dan jugadigunakan untuk membantu mencirikan bahaya kebakaran dari cairan. "Titik nyala" mengacu padakedua cairan yang mudah terbakar dan cairan mudah terbakar. Ada berbagai standar untuk mendefinisikan setiap istilah. Cairan dengan titik nyala kurang dari 60,5 ° C (141 ° F) atau 37,8 ° C(100 ° F) - tergantung pada standar yang diterapkan - dianggap mudah terbakar, sedangkan cairandengan titik nyala diatas suhu mereka dianggap terbakar

10.CALORIFIC VALUE (NILAI KALOR)
Nilai kalor pembakaran menunjukkan energi kalor yang dikandung dalam tiap satuan massa bahanbakar. Nilai kalor dapat diukur dengan bomb kalorimeter kemudian dimasukkan dalam rumus :
 Nilai Kalor (kcal/kg) = {8100 C + 3400 ( H  – O/8)} : 100
 Nilai kalor H, C, dan O dinyatakan dalam persentase berat setiap unsur yang terkandung dalam satu kilogram bahan bakar

Selain 10 spesifikasi utama ada beberapa spesifikasi yang juga harus juga dopertimbangkan,yaitu :
TITIK TUANG
Titik tuang adalah titik temperatur terendah dimana mulai terbentuk kristalkristal parafin yang dapatmenyumbat saluran bahan bakar. Titik tuang ini dipengaruhi oleh derajat ketidak jenuhan (angkaiodium),semakin tinggi ketidak jenuhan maka titik tuang semakin rendah. Titik tuang jugadipengaruhi oleh panjang rantai karbon, semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi titik tuang. Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metoda ASTM D97.

VOLATILITAS
Volatilitas adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa menjadi fasa uap. Tekananuap yang tinggi dan titik didih yang rendah menandakan tingginya volatilitas.
TITIK EMBUN
cahaya sekitarnya pada permukaan minyak diesel dalam proses pendinginan. Karakteristik iniditentukan dengan menggunakan metoda ASTM D97.
COLD FILTER/TITIK SUMBAT
Cold Filter didefinisikan sebagai suhu tertinggi di mana bahan bakar, ketika didinginkan dibawah kondisi yang ditentukan, tidak akan mengalir melalui filter (45 mikron) atau akan membutuhkan lebih dari 60 detik untuk 20 ml untuk melewati. Ini adalah suhu di mana kristal lilin mulai menyebabkan penyumbatan filter

ADITIF PENINGKAT ANGKA SETAN(CETANE NUNBER) BAHAN BAKAR SOLAR(HSD)
 Penggunaan solar sebagai bahan bakar mesin diesel menghasilkan gas buang dengan kandunganNOx, SOx,hidrokarbon dan partikulat-partikulat. Gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan diIndonesia masih berada diatas baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Emisipartikulat yang dikeluarkan oleh mesin diesel ini sangat berbahaya dibandingkan dengan emisi yangdikeluarkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena partikulat yangdikeluarkan oleh mesin diesel mempunyai kadar toksisitas relatifpaling tinggi, yaitu 106,7dibandingkan dengan emisi CO yang memiliki toksisitas relatif=1[1]. Ukuran partikulat atau jelaga(PM-10) yang lebih kecil dari 10 μm yang menyebabkan mudah terhirup ke paru-paru bersamaudara.Untuk mengurangi laju polusi udara ini maka perlu dilakukan perbaikan pada mesin diesel danbahan bakar solar. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas buang sepertiNOx, SOx, dan partikulat adalah dengan meningkatkan Cetane Number (CN) pada solar. CN yangtinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat. Bahan bakar diesel (solar) memiliki 3 jeniskategori, yaitu [2,3]:1. Solar kategori I: memiliki CN minimum 48 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 5000ppm.2. Solar kategori II: memiliki CN minimum 52 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 300ppm.3. Solar kategori III: memiliki CN minimum 54 serta bebas kandungan sulfur.Untuk meningkatkan CN dapat dilakukan dengan cara menambahkan aditif pada bahan bakar solar.Aditif bahan bakar solar yang telah diproduksi secara komersil adalah 2-Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN) [3]. 2-EHN adalah senyawa organik yang memiliki gugus nitrat pada ujung rantai karbonnya.2-EHN digunakan karena tidak stabil secara termal dan terdekomposisi dengan cepat pada temperatur yang tinggi pada ruang pembakaran. Produk yang terdekomposisi membantu dimulainya pembakaran bahan bakar, dengan waktu penyalaan yang lebih pendek dibandingkan dengan bahan bakar tanpa aditif. Penambahan 2-EHN pada bahan bakar solar dengan dosis 0,05%-0,4% akan memberikan kenaikan CN sebesar 4-7


EMISI GAS BUANG
Polusi udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor Diesel merupakan gangguan terhadap
lingkungan. Komponen-komponen gas buang yang membahayakan itu antara lain adalah asap hitam(angus), hidro karbon yang tidak terbakar (UHC), karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NO)dan NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dengan NOx (W Arismunandar 2002 : 51). Namun jikadibandingkan dengan motor bensin, motor Diesel tidak banyak mengandung CO dan UHC.Disamping itu, kadar NO2 sangat rendah jika dibandingkan dengan NO. Jadi boleh dikatakanbahwa komponen utama gas buang motor Diesel yang membahayakan adalah NO dan asap hitam.Selain dari komponen tersebut di atas beberapa hal berikut yang merupakan bahaya atau gangguanmeskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri atas kabut bahan bakar atau minyak pelumasyang terbentuk pada saat start dingin, asap biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar atau tidak terbakar sempurna terutama pada periode pemanasanmesin atau pada beban rendah, serta bau yang kurang sedap merupakan bahaya yang menggangulingkungan. Selanjutnya bahan bakar dengan kadar belerang yang tinggi sebaiknya tidak digunakankarena akan menyebabkan adanya SO2 di dalam gas buang.Asap hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara sehingga menggangupandangan, tetapi juga karena adanya kemungkinan mengandung karsinogen. Motor Diesel yangmengeluarkan asap hitam yang sekalipun mengandung partikel karbon yang tidak terbakar tetapibukan karbon monoksida (CO). Jika angus yang terjadi terlalu banyak, gas buang yang keluar darimesin akan berwarna hitam dan mengotori udara

Kesimpulan 1
Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan tingkat konsumsi bahan bakar yang ekonomis dan berkuranganya besar kepekatan asap hitam gas buang karena pada pembakaran sempurna campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar seluruhnya da lam waktukondisi yang tepat. Agar terjadi pembakaran yang sempurnamaka perlu diperhatikan kualitas bahan bakar sesuai dengan karakteristiknya sehingga homogemitascampuran bahan bakar dengan udara dapat terjadi secara sempurna. Viskositas bahan bakar adalahsalah satu karakteristik bahan bakar yang sangat menentukan kesempurnaan proses pembakaran.Viskositas yang tinggi menyebabkan aliran solar terlalu lambat. Tingginya viskositas menyebabkan beban pada pompa injeksi menjadi lebih besar dan pengkabutan saat injeksi kurang sempurnasehingga bahan bakar sulit terbakar.Pemanasan untuk menaikkan suhu bahan bakar adalah salah satu cara untuk mengubah karakteristik suatu bahan bakar. Pemanasan pada solar mengakibatkan turunnya viskositas dan bertambahnyavolume yang menyebabkan butir-butir bahan bakar akan lebih mudah menguap dan mempengaruhi proses pengkabutan saat penyemprotan. Butiran bahan bakar yang disemprotkan sangatberpengaruh terhadap proses pembakaran sehingga tekanan penyemprotan divariasikan untuk mempercepat dan memperbaiki proses pencampuran bahan bakar dengan udara. Langkah inidilakukan dengan tujuan untuk dapat diperoleh homogenitas campuran yang lebih sempurnasehingga pembakaran yang sempurna dapat tercapai. Dengan langkah ini diharapkan besarkonsumsi bahan bakar dan kepekatan asap hitam gas buang dapat dikurangi.

Kesimpulan Penghematan

Syarat agar terjadinya penghematan Cost pembelian Bahan Bakar
*Wajib memenuhi spesifikasi HSD ( High Speed Diesel)
*Bahan bakar Diesel yang baik wajib mempunyai Cetane Number antara  43 - 55
*Mempunyai kandungan Shulfur max 00,05%
*Vikositas Nilai Hambatan 1,6 max 5,8
*Spesifik Grafity berat jenis di 60*F(Farenheit 82S/D Residu Carbon 0,1%wt)
*Pada Kandungan Volume Bottom kandungan air ( Water Conten) maximum 0.05%
*Volume ASH content (  Kandungan Logam) Maximum 00.01%wt
*Flash Point atau titik nyala minimal di 150 F* (Farenheit)
*Nilai Kalor minimal 10500 kcal/kg2, maximal 10667 kcal/kg2
*
Jika sudah memenuhi standart BBM Diesel di atas maka  jaminan untuk penghematan Cost akan terjadi,karena jika dibanding menggunakan BBM Diesel dengan kualitas buruk maka akan didapati menggunakan  BBM Diesel dengan kualitas yang baik dapat menghemat sampai max 20%

Hal diatas erat hubungannya dengan Filtration yang High Perform

Ilustrasi .
Jika harga solar industri saat ini diangka Rp 9.800 per liter dengan efisiensi 20% maka akan di dapati perhitungan saving Rp.1960 Per Liter
Jika pengguna solar adalah perusahaan pertambangan seperti  A-Z asumsi penggunaan dalam 1 bulan adalah 80 kilo liter maka akan didapati hitungan penghematan 80.000.Liter x Rp.1960 = Rp.156.800.000 Lumayan sekali bukan penghematan nya jika menggunakan BBM Diesel yang Berkwalitas dan bersih

Semoga dapat bermanfaat
Salam Hangat
Agung widodo
0813 5064 2082

Tidak ada komentar: